Kelemahan bukanlah menjadi suatu penyebab dari gagalnya suatu pekerjaan yang kita lakukan. Namun, karena anda terlalu memikirkan kelemahan anda; sehingga anda menjadi gagal. Saya teringat kata-kata dari Knute Rockne, pelatih sepak bola Amerika kenamaan Notre Dame, saat itu beliau berkata: " Perbaiki kelemahan anda sehingga dapat berubah menjadi kekuatan anda "
Suatu usaha, apapun itu, harus mempunyai manajemen yang matang. Begitu juga dengan para pelaku saham, yang setiap kali dihadapkan permasalahan antara untung atau rugi. Namun, anda bisa menghindari kerugian tersebut dengan anda tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang kecil yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.
Bangkrutnya para pelaku saham dilantai bursa saham, atau perolehan keuntungan hanya sedang-sedang saja, tidak lain karena mereka terlalu sering mengambil langkah keliru yang sama dan berulang dilakukan. Kesalahan yang sangat riskan dilakukan oleh para pelaku investor saham yang awam dan juga oleh mereka yang telah lama berkecimpung di bursa saham serta berpengalaman. Pengalaman kadangkalanya bisa sangat berbahaya apabila hal itu justru membuat kita bertahan terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk. Di bursa saham sangatlah sulit untuk menghindari tindakan yang emosional.
Kesuksesan investor saham di bursa dapat diraih apabila kita menghindari kesalahan-kesalahan klasik dari mereka-mereka yang gagal.
Kesalahan-kesalahan klasik yang perlu dihindari para pelaku saham sebagai berikut:
1. Terlalu toleran terhadap kerugian-kerugian kecil dan tidak mematok batas toleran kerugian.
Tidak seorangpun yang bisa membeli saham dan memastikan bahwa harga sahamnya tidak akan pernah turun dibawah harga belinya, terhitung sejak saham itu dibeli. Investor tidak mungkin terhindar dari fluktuasi harga saham yang naik maupun turun. Namun ada patokan batas penurunan yang harus anda buat yang menjadi batas toleransi anda. Semestinya Investor dapat keluar dari bursa ketika kerugian yang dialaminya belum terlalu besar sehingga tidak rugi-rugi amat.
Anjloknya harga saham saat ini sepintas tampaknya menjadi momen yang baik untuk memborong saham, sebab harganya jauh lebih murah dari sebelumnya. Tapi, anda harus tau mana saham yang turunnya bersifat normal dan mana saham yang turunnya tidak normal. Dengan kata lain, jangan membeli saham yang tingkat penurunannya sangat merosot jauh, karena, bisa jadi ada yang tidak beres di perusahaan yang anda beli sahamnya.
3. Membeli ketika harga rata-rata turun ( Average Down )
Para investor kebanyakan membeli saham saat harga turun, lalu melanjutkan pembelian lagi dengan jumlah yang lebih banyak ketika harga semakin anjlok turun. Membeli dengan harga rata-rata turun. Bila anda melakukan ini, anda mengikuti cara berfikir investor pecundang. Jika saham berlanjut penurunannya sudah pasti ada yang tidak beres. Anda mestinya memangkas kerugian, bukannya membeli banyak.
4. Suka membeli Saham murahan (berharga murah) dalam jumlah lot yang banyak dari pada membeli saham yang berharga mahal dalam jumlah lot yang sedikit
Para Investor banyak yang berfikir lebih baik membeli saham yang masih berharga Rp.500,- daripada membeli saham yang harganya Rp.4.500,- atau yang harganya Rp. 6.000,- mereka merasa dengan cara tersebut; uang yang mereka akan hasilkan bermanfaat yang lebih besar lagi. Dalam benak mereka, saham yang harganya Rp.500,- masih mungkin naik ke harga 3.000,- atau bahkan lebih, sedangkan saham yang harga Rp.5.000,- sudah kecil kemungkinan akan naik lagi. Namun itu semua sangatlah salah pemikiran tersebut, pikiran macam itu sangatlah konyol.
Harga saham akan naik bukan karena faktor berapa harganya saat ini, tetapi lebih pada kinerja perusahaannya; laju pertumbuhannya; prospek bisnisnya yang semakin besar dimasa yang akan datang.
5. Ingin kaya mendadak
Para pendatang baru dunia saham yang pertama kali ada di benak mereka yaitu ingin berubah drastis hidupnya alias ingin cepat kaya mendadak. Sungguh pemikiran seperti itu sangatlah keliru bila tidak disertai dengan pengetahuan banyak tentang saham. Dalam situasi euforia bursa saham naik disinilah kecerobohan para investor kebanyakan melakukan pembelian saham secara asal-asalan demi mendapatkan keuntungan, namun mereka lupa dan lengah tanpa mereka lihat grafik pergerakan harga. Hal inilah yang bisa membuat para investor merugi, karena mereka tidak mengetahui grafik harga disaat harga berbanding terbalik dan menyebabkan mereka rugi.
bagus nih artikel pasar saham nya. thank gan, membantu
ReplyDeleteMakasih Bro, jarang update karena kesibukan.
Delete